Kamis, 15 Agustus 2013

KARATE


Sumpah karate 

Tradisi dalam membuka dan menutup latihan adalah mengucapkan dengan lantang 


1. Sanggup Memelihara Kepribadian

Seorang Karateka berjiwa ksatria, sportif, berbudi pekerti luhur, tidak sombong dan rendah hati


2. Sanggup Patuh Pada Kejujuran
Seorang Karateka pantang berbohong, jujur pada diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat dipercaya semua orang.


3. Sanggup Mempertinggi Prestasi
Sesuai tingkatan sabuk, seorang Karateka harus dapat meningkatkan kemampuan diri dari segi teknik, fisik dan keilmuan serta filosofi Karate-Do. Bagi para atlet harus rajin berlatih agar mampu meningkatkan prestasi yang sudah diraih.


4. Sanggup Menjaga Sopan Santun
Karateka adalah figur yang memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari, baik di perguruan, pekerjaan dan pergaulan di masyarakat. Menghormati dan menghargai sesama Karateka (yunior, setara dan senior) maupun kepada orang lain. 
Hal ini tidak hanya berlaku selama latihan saja namun juga dalam hidupmu sehari-hari.”


5. Sanggup Menguasai Diri
Seorang Karateka yang menjiwai Karate-Do akan mampu mengendalikan emosinya. Lebih memilih menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah daripada kepalan tangan. Selalu menghindari perkelahian daripada menimbulkan masalah apalagi mencederai orang lain. Teknik Karate hanya digunakan saat keadaan benar-benar memaksa dan tak ada jalan lain untuk menghindar.

Tingkatan sumpah lebih tinggi tanggungjawabnya dari sekedar ikrar dan janji.
Sumpah, mudah diucapkan, tapi tak semua orang bisa melaksanakan.



Gerakan Dasar Dalam Karate

A . KIHON

  • Daichi (kuda-kuda)
  1. Kiba dachi, adalah kuda-kuda sejajar dan kedua kaki dibuka selebar dua bahu, dengan posisi kedua lutut ditekuk (rendah).
  2. Zenkutsu Dachi, adalah posisi kaki depan belakang (posisi kedua kaki tidak satu garis) lutut depan ditekuk dan kekuatan tertumpu pada kaki depan sedangkan kaki belakang tetap merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit.
  3. Kokustu Dashi, adalah kebalikan dari Zenkutsu Dashi, kaki juga depan belakang tapi posisi kedua kaki satu garis dan kaki belakang di tekuk sedangkan kaki depan tetap merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit (kekuatan tertumpu pada kaki belakang).
  • Tsuki (pukulan)
  1. Tsudan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran ulu hati.
  2. Jodan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran dagu / kepala.
  • Uke (tangkisan)
  1. Age Uki, adalah tangkisan atas, yang merupakan tangkisan untuk melindungi serangan yang mengarah ke sasaran dagu / kepala.
  2. Soto Uki, adalah tangkisan untuk melindungi diri dari serangan pukulan / tendangan yang mengarah bodi atau bagian tengah / dada.
  3. Gedan Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan pukulan atau tendangan yang mengarah pada bagian bawah dan tengah.
  4. Uci Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan yang mengarah ke dada/muka, gerakan ini hampir sama dengan Soto Uki cuma bedanya kalau Soto Uki dari luar di tangkis ke dalam sedangkan Uci Uki dari dalam di tangkis ke luar.
  • Geri (tendangan)
  1. Mae Geri, adalah tendangan lurusn ke depan dengan menggunakan ujung telapak kaki (seperti tombak).
  2. Yogo Geri, adalah tendangan ke samping, tengah ke samping di bagi dua;
    • Yogo Geri kekomi, adalah tendangan kesamping yang sifatnya menyodok dengan sasaran tulang rusuk dalam.
    • Yogo Geri Keage, adalah tendangan kesamping yang bentuk tekhnisnya mengipas, dan tendangan ini juga dapat digunakan sebagai tangkisan dimana arahnya tidak pada sasaran tetapi merupakan garis lengkung dari sumber ke sasaran.

B . KATA

    Kata adalah kombinasi dari beberapa pukulan, tangkisan dan tendangan.

     
     

                                                   

      










      

     Istilah - Istilah Dalam Karate 


    ISTILAH-ISTILAH UMUM YANG DIGUNAKAN DALAM PERTANDING KARATE

    Aiuchi
    Bersamaan/serentak
    Bunkai
    Aplikasi KATA dengan partner
    Chui
    Peringatan
    Encho
    Ekstensi
    Encho sen
    Ekstensi dari lamanya waktu pertarungan (dalam pertandingan)
    Hajime
    Mulai
    Hansoku
    Diskualifikasi
    Hantei
    Keputusan
    Hikiwake
    Draw; seri
    Ippon
    Pertama (=satu poin)
    Jogai
    Melewati batas
    Keikoku
    Peringatan keras
    Nihon
    Kedua (=dua poin)
    Otaigai ni
    Saling berhadapan satu sama lain
    Rei
    Hormat
    Sai Shiai
    Ekstensi dari lamanya waktu pertandingan tambahan (10 menit)
    Sanbon
    Ketiga (=tiga poin)
    Sanbon shobu
    Pertarungan (kumite) tiga poin (nilai)
    Sanbon shobu hajime
    Pertarungan (kumite) tiga poin (nilai) dimulai
    Shiai jo
    Area pertandingan (ukuran = 8-10 meter bujursangkar)
    Shobu
    Kompetisi
    Shomen Ni
    Menghadap ke depan
    Shushin
    Wasit
    Tokui
    Kesukaan, pilihan
    Wazari
    Setengah poin (nilai setengah)


    ISTILAH UMUM YANG DIPAKAI DALAM KARATE KATA

    Bassai
    Angin ribut dari benteng
    Chinte
    Tangan China/Tangan luar biasa
    Enpi Walet
    terbang
    Gankaku
    Menjulur di batu
    Gojushiho
    Empat puluh empat langkah
    Hangetsu
    Pertambahan / setengah bulan
    Heian
    Pikiran yang tentram (tenang)
    Ji'in
    Tanah kuil, atau taman
    Jion
    Nama candi Budha; Penghormatan kepada Budha
    Jitte
    Sepuluh tangan
    Kanku
    Melihat ke langit
    Meikyo
    Cermin yang terang (jernih/bening)
    Nijushiho
    Dua puluh empat langkah
    Sochin
    Posisi (kuda-kuda) tidak bergerak
    Tekki
    Kuda besi, kesatria besi
    Unsu
    Tangan seperti awan
    Wankan
    Mahkota raja

    ISTILAH-ISTILAH YANG BANYAK DIGUNAKAN DALAM TEKNIK KARATE

    Age
    Naik, keatas
    Age empi
    Sikutan keatas
    Age te
    Angkat tangan; tangan keatas
    Age tsuki
    Hantaman (pukulan) naik keatas
    Age uke
    Tangkisan dari bawah ke atas
    Ai
    Pemfokusan/pemusatan
    Ashi
    Kaki
    Ashi barai
    Sapuan kaki
    Ashi geri
    Tendangan kaki depan
    Ashi sabaki
    Pergerakan kaki
    Ashikubi
    Mata kaki
    Atama
    Kepala
    Ate
    Benturan/tangkisan
    Awase
    Dikombinasikan
    Awase shuto age uke
    Dikombinasikan tangkisan pisau tangan
    Awase tsuki
    Pukulan "U"
    Choku tsuki
    Pukulan lurus
    Chudan
    Bagian tengah
    Dachi
    Kuda-kuda (cara berdiri)/posisi
    Empi
    (Hiji) Siku
    Empi uchi
    Tangkisan siku
    Empi uke
    Tangkisan sikut
    Engetsu uke
    Tangkisan kaki melingkar
    Ensho
    Bagian belakang dari tumit sepatu
    Fudo dachi
    Kuda-kuda (cara berdiri/posisi) bertempur
    Fumi
    kiri Tendangan menggunting
    Fumikomi
    Tendangan menempel
    Gamae
    Menarik
    Gedan
    Tingkat rendah, bawah
    Gedan barai
    Penangkisan (pertahanan) dari atas ke bawah
    Gedan tsuki (zuki)
    Pukulan mengarah ke bawah
    Gedan uke
    Tangkisan ke bawah
    Geri
    Tendangan
    Geri waza
    Ilmu pengetahuan tentang teknik kaki
    Gyaku
    Kebalikan / balasan
    Gyaku haito uchi
    Tangkisan balasan berupa pukulan
    Gyaku tsuki
    Pukulan balasan
    Hachiji dachi
    Posisi (kuda-kuda) alamiah
    Haishu
    Belakang tangan
    Haishu uke
    Tangkisan belakang tangan
    Haito
    Punggung tangan
    Haito uchi
    Tangkisan punggung tangan
    Haishu uchi
    Tangkisan tangan belakang
    Haiwan
    Belakang lengan
    Haiwan nagashi uke
    Tangkisan sapuan belakang lengan
    Hangetsu dachi
    Posisi (kuda-kuda) jam gelas - melebar
    Heisuko
    Puncak dari kaki (kaki paling atas)
    Heisoku dachi
    Posisi (kuda-kuda) dalam keadaan formal
    Hidari
    Kiri
    Hidari ashi orishiku
    Lutut kaki kiri
    Hikite
    Kedua tangan ditarik kembali
    Hiraken
    Kepalan sendi engsel bagian depan
    Hiraken uchi
    Sasaran sendi engsel bagian depan
    Hiza (Hitsui)
    Lutut
    Hiza age ate
    Tangkisan lutut keatas
    Hiza geri
    Tangkisan/tendangan lutut
    Ippon ken
    Satu kepalan sendi engsel
    Ippon ken tsuki
    Satu pukulan kepalan sendi engsel (Hangetsu)
    Ippon kumite
    Pertarungan (kumite) satu langkah
    Ippon nukite
    Serangan satu jari tangan
    Ippon nukite uchi
    Tangkisan satu jari
    Jiku ashi
    Pusat putaran kaki
    Jiyu dachi
    Posisi (kuda-kuda) bebas
    Jiyu ippon kumite
    Satu serangan dari posisi pertarungan (kumite) bebas
    Jodan
    Tingkat yang lebih tinggi dari kepala
    Juji uke
    Tangkisan menyilang (x)
    Kage uki
    Tangkisan berkait
    Kage zuki
    Pukulan berkait
    Kai ashi
    Langkah ke depan
    Kaishu
    Tangan terbuka
    Kaiten
    Perputaran
    Kakato
    Tumit kaki
    Kakato geri
    Tendangan tumit (dari atas ke bawah)
    Kakiwaki uke
    Tangkisan langkah pertama dari kekalahan
    Karate ni sente nashi
    Karate bukanlah yang bergerak pertama kali
    Karate wa sente nari
    Karate lah yang bergerak pertama kali
    Keage
    Tendangan ayunan yang melingkar ke depan/ke belakang
    Keito uke
    Tangkisan pergelangan tangan (kepala ayam)
    Kekomi
    Tendangan menekan
    Ken
    Tinju
    Kesa geri
    Tendangan diagonal
    Kensei
    Teknik yang dilaksanakan dengan kiai yang diam
    Kiba dachi
    Posisi (kuda-kuda) menunggang kuda
    Kin geri
    Tendangan selangkang
    Kizami tsuki
    Pukulan pertama dengan tinju (tangan) yang di depan
    Koko uchi
    Tangkisan mulut harimau
    Kokutsu dachi
    Posisi (kuda-kuda) belakang
    Kosa
    Penyeberangan
    Kosa dachi
    Posisi (kuda-kuda) menyeberang
    Kosa uke
    Tangkisan menyilang
    Koshi
    Bola kaki
    Koshi kaiten
    Perputaran pinggul
    Koshi sabaki
    Pergerakan pinggul
    Kuatsu
    Ilmu pengetahuan tentang kebangkitan
    Kumade
    Tangan beruang (teknik tangan)
    Kumade uchi
    Tangkisan cakaran beruang
    Kuzushi waza
    Teknik untuk mematahkan keseimbangan
    Mae
    Depan
    Mae empi
    Serangan menyiku ke depan
    Mae empi uchi
    Tangkisan depan menyiku
    Mae geri keage
    Tendangan tamparan kaki depan
    Mae geri kekomi
    Tendangan menempel (menyodok) kaki depan
    Manji uke
    Tangkisan tinggi/rendah
    Mawashi
    Berputar
    Mawashi empi uchi
    Tangkisan siku memutar
    Mawashi geri
    Tendangan memutar
    Mawashi tsuki
    Pukulan (tinju) memutar
    Mawatte
    Berputar ke belakang (menghadap ke belakang)
    Metsuke
    Melihat
    Migi
    Kanan
    Migi ashi orishiku
    Sikutan lutut kanan
    Mika zuki geri
    Tendangan tambahan
    Morote uke
    Meningkatkan tangkisan
    Morote tsuki
    Pukulan sejajar (paralel)
    Moto dachi
    Posisi (kuda-kuda) asli
    Musubi dachi
    Posisi (kuda-kuda) berdiri formal (kaki membentuk "V")
    Nagashi uke
    Tangkisan menyapu
    Naiwan
    Belakang lengan
    Nakadaka ippon ken
    Kepalan dengan jari tengah lurus
    Name ashi geri
    Tendangan gelombang yang berputar
    Nami ashi
    Tangkisan kaki kedalam
    Naore
    Kembali ke posisi (kuda-kuda) Shizen-tai
    Neko ashi dachi
    Posisi (kuda-kuda) kucing
    Nidan geri
    Tendangan ganda
    Nihon nukite
    Kepalan dengan dua jari lurus (telunjuk & jari tengah)
    Nihon nukite uchi
    Tangkisan dengan dua jari lurus (telunjuk & jari tengah)
    Nihon tsuki
    Pukulan ganda
    Nukite
    Pukulan dengan jari lurus kecuali ibu jari (tangan terbuka)
    Oi tsuki
    Pukulan menerjang/menghujam
    Oi gyaku tsuki
    Pukulan menerjang kembali
    Osae
    Menekan; memaksa
    Osaekomi
    waza Pegangan
    Osae uke
    Tangkisan memegang
    Otoshi empi uchi
    Tangkisan siku kebawah
    Otoshi tsuki
    Pukulan kebawah
    Otoshi uke
    Tangkisan kebawah
    Ren geri
    Tendangan ganda; kombinasi tendangan
    Renoji dachi
    Posisi (kuda-kuda) L
    Ren tsuki
    Pukulan ganda; kombinasi pukulan
    Renzoku waza
    Keseluruhan ilmu pengetahuan tentang teknik kombinasi
    Ryoken
    Kedua pukulan
    Ryowan
    Kedua lengan
    Ryowan uchi uke
    Tangkisan ganda kedalam
    Sai
    Pisau bercabang dua
    Sabaki
    Gerakan dalam ruang
    Sanbon tsuki
    Pukulan (tinju) tiga kali
    Sanchin dachi
    Posisi (kuda-kuda) jam gelas
    San tsuki
    Tiga pukulan
    Sashi ashi
    Melangkahi
    Seiken
    Kepalan (tinju) bagian depan
    Seiryuto uke
    Tangkisan lembu jantan
    Sen no sen
    Menyerang ketika lawan juga menyerang
    Sen sen no sen
    Menyerang terlebih dahulu sebelum lawan memulai
    Shihon nukite uchi
    Tangkisan tangan tombak
    Shiko dachi
    Bergerak kesamping - mengarahkan posisi kaki
    Shime waza
    Keseluruhan ilmu pengetahuan tentang teknik mencekik
    Shintai
    Pergerakan tubuh
    Shizen tai dachi
    Posisi (kuda-kuda) berdiri biasa; posisi rileks
    Sho
    Lebih sedikit / lebih kecil, kecil, berawal
    Shorei
    Lambat, pergerakan yang kuat, penekanan kekuatan
    Shorin
    Pergerakan yang cepat, penekanan kecepatan
    Shuto uchi
    Tangkisan pisau tangan (dari dalam)
    Shuto uke
    Tangkisan pisau tangan
    Sochin dachi
    Posisi (kuda-kuda) kaki mengangkang
    Soete
    Tangan terbuka
    Sokumen awase uke
    Kombinasi tangkisan samping
    Sokuto
    Tepi luar (pisau) dari kaki
    Soto mikazuki geri
    Tendangan bulan sabit dari samping
    Soto shuto uchi
    Tangkisan pisau tangan samping
    Soto ude uke
    Tangkisan sebelah luar lengan
    Sukui
    Menyodok
    Sukui uke
    Tangkisan menyodok
    Sun dome
    Teknik menghentikan serangan sebelum mengenai sasaran
    Suri ashi
    Gerakan meluncur (dimulai dari kaki depan)
    Tai
    Tubuh; posisi menanti
    Tai
    sabaki Pergeseran tubuh
    Taikyoku
    Penyebab pertama
    Tameshiwara
    Percobaan dengan mematahkan
    Tate empi uchi
    Tangkisan siku keatas
    Tate ken
    Tinju keatas
    Tate shuto
    Pisau tangan keatas
    Tate shuto uke
    Tangkisan pisau tangan keatas
    Tate tsuki
    Pukulan tinju keatas
    Te nagashi uke
    Tangkisan berupan sapuan (elak) tangan
    Teiji dachi
    Posisi (kuda-kuda) T
    Teisho
    Penyembunyian tumit kaki
    Teisho uchi
    Bergerak dengan bola ibu jari
    Teisoku
    Bagian bawah kaki
    Tekubi
    Pergelangan tangan
    Tettsui
    Tangkisan pukulan palu, kepalan bawah
    Tettsui uchi
    Tangkisan kepalan bawah
    Te wazza
    Teknik tangan
    Tobi
    Melompat
    Tobi geri
    Tendangan melompat
    Tsugi ashi
    Teknik meluncur (dimulai dari kaki belakang)
    Tsukami
    Cadangan
    Tsukami uke
    Tangkisan cadangan
    Tsuki (Zuki)
    Pukulan
    Tsuki waza
    Ilmu pengetahuan tentang memukul
    Tsumasaki
    Saran (dari Jari atau Jari Kaki)
    Tsuru ashi dachi
    Posisi (kuda-kuda) menjulur
    Uchi
    Dalam, tangkisan
    Uchi majiri
    Teriakan (perkelahian)
    Uchi mikazuki geri
    Tendangan bulan sabit dari dalam
    Uchi shuto uchi
    Tangkisan pisau tangan dari dalam
    Uchi ude uke
    Tangkisan lengan bawah dari dalam
    Uchi waza
    Ilmu pengetahuan tentang teknik menghembus
    Ude
    Lengan bawah
    Uke
    Tangkisan
    Uke waza
    Ilmu pengetahuan tentang teknik menangkis dan bertahan
    Ukemi
    Jatuh, latihan jatuh
    Ura tsuki
    Pukulan (tinju) tertutup
    Uraken
    Tinju (pukul) kembali
    Uraken uchi
    Tangkisan kembali
    Uramawashi geri
    Tendangan setengah melingkar berbalik
    Ushiro
    Belakang
    Ushiro empi
    Sikutan berputar kebelakang
    Ushiro empi uchi
    Sikutan kembali berputar kebelakang
    Ushiro geri
    Tendangan belakang dengan cara menghujam
    Ushiro mawashi geri
    Tendangan belakang setengah melingkar
    Ushiro uramawashi geri
    Tendangan berputar kebelakang dengan setengah lingkaran
    Wan
    Lengan
    Washide uchi
    Tangkisan patukan elang
    Yama tsuki
    Pukulan (tinju) melebar "U"
    Yoko
    Samping
    Yoko empi
    Sikutan samping
    Yoko empi uchi
    Tangkisan siku samping
    Yoko mawashi empi uchi
    Tangkisan siku samping menyodok
    Yoko geri
    Tendangan samping
    Yoko geri keage
    Tendangan samping menempel
    Yoko geri kekomi
    Tendangan samping menyodok
    Yori ashi
    Peluncuran kaki
    Zenkutsu dachi
    Posisi (kuda-kuda) depan
    Zuki (Tsuki)
    Pukulan (tinju)



                             SEJARAH KARATE DI INDONESIA

       Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Drs. Baud A.D. Adikusumo (Alm). Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia. Dan beliau juga pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO), kemudian ada juga Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shotokan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.

    Beberapa tahun kemudian berdatangan ex-Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex-Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang keIndonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).

    Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI, yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI.

       Aliran Shotokan adalah yang paling populer di IndonesiaSelain Shotokan,Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bp. Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.

       Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.

       Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidakcocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia, FORKI.

       Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalami 3 kali perubahan masa periodisasi yaitu : periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972–1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan periodisasi 4 tahun (Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).


                    

    Tingkatan Sabuk Dalam Karate



    SABUK PUTIH: melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang diberikan oleh senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.








    SABUK KUNING: melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapanterakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.

    SABUK HIJAU: Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.


    SABUK BIRU: Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.


    SABUK COKLAT: Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 2 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk dibawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.

     SABUK HITAM: Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besardari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar